Teknologi Informasi dan Komunikasi
Internet dan Jurnalis
Chris Kabwato, mendesak para jurnalis untuk segera menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Kabwato adalah direktur Highway Africa yang minggu ini menyelenggarakan konferensi tahunannya di Rhodes University, Grahamstown, Afrika Selatan. Tiap tahun, ada sekitar 500an delegasi dari seluruh dunia berkumpul untuk membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan kebijakan TIK, penguasaan internet dan media untuk demokrasi. Menurut Kabwato, internet adalah alat yang ampuh untuk membantu jurnalis dalam menunaikan pekerjaannya. Walaupun sudah banyak yang dilakukan oleh jurnalis, masih banyak yang harus dicapai.
Konferensi di Afrika Selatan ini mengingatkan saya pada sebuah buku yang diluncurkan pada 1995 lalu, The Net for Journalist. Buku yang ditulis oleh Martin Huckerby, seorang jurnalis sekaligus pelatih, disusun untuk jurnalis media cetak dan penyiaran.
Buku ini menuntun bagaimana cara mencari informasi di internet secara lebih efektif dan efisien, tidak hanya untuk mencari fakta-fakta atau angka-angka, tapi juga gambar, video atau audio. Yang penting lagi, bagaimana cara melakukan verifikasi informasi.
Buku ini diterbitkan oleh UNESCO, Thomson Foundation dan Commonwealth Broadcasting Association.
Versi PDF-nya.
Konferensi di Afrika Selatan ini mengingatkan saya pada sebuah buku yang diluncurkan pada 1995 lalu, The Net for Journalist. Buku yang ditulis oleh Martin Huckerby, seorang jurnalis sekaligus pelatih, disusun untuk jurnalis media cetak dan penyiaran.
Buku ini menuntun bagaimana cara mencari informasi di internet secara lebih efektif dan efisien, tidak hanya untuk mencari fakta-fakta atau angka-angka, tapi juga gambar, video atau audio. Yang penting lagi, bagaimana cara melakukan verifikasi informasi.
Buku ini diterbitkan oleh UNESCO, Thomson Foundation dan Commonwealth Broadcasting Association.
Versi PDF-nya.
Buku: Ethnographic Action Research
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang makin pesat. Sedemikian pesatnya, sehingga seseorang yang tak tersentuh teknologi ini, bisa dipastikan makin berkurang kesempatannya untuk dapat ‘hidup’ di dunia ini. Untuk memberikan kesempatan yang sama pada setiap orang dalam mengakses teknologi informasi dan komunikasi, UNESCO sejak 2001 telah membangun sentra-sentra multimedia komunitas dan sentra telekomunikasi di 15 negara Afrika, Asia dan Karibia. Embrionya adalah radio komunitas di Kothmale, Sri Lanka. Dari sebuah radio komunitas, tempat komunitas setempat dapat mendengar dan membuat program yang berisi suara-suara mereka sendiri, radio ini kemudian dilengkapi alat-alat telekomunikasi, seperti telepon, mesin fax, lalu meningkat dengan adanya komputer. Beberapa sentra multimedia komunitas lainnya, bahkan mampu memproduksi film sendiri. Semua ini berkaitan dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk tidak hanya mengakses informasi dari luar, tapi juga mampu menyalurkan pendapatnya melalui berbagai bentuk format (audio, video, print, dan sebagainya) yang diproduksi sendiri.Lalu, bagaimana mengukur keberhasilan proyek-proyek tersebut? Ethnographic Action Research adalah jawabannya. Buku ini membahas semua hal yang berkaitan dengan konsep, metodologi, proses, perencanaan, metode yang digunakan, sekaligus kaitannya dengan media dan teknologi informasi dan komunikasi. Ilustrasi dan contoh-contoh nyata banyak digunakan untuk dapat membantu pembaca memahaminya dengan cepat.
Digambarkan dalam buku ini, bahwa peneliti yang berada di lapangan, dalam konteks proyek sedang berjalan, membutuhkan penggunaan serangkaian metode yang fleksibel dan responsif. Setiap pengalaman, percakapan dan pertemuan dapat dianggap sebagai ‘bahan’ atau ‘data’ selain aktivitas riset yang lebih formal, seperti misalnya, wawancara. Kesemuanya itu dapat dicatat di catatan lapangan untuk keperluan analisis.
Pendekatan-pendekatan riset yang lebih konvensional dan lebih berkaitan dengan statistik, contohnya konsep seperti ‘akses internet’, bisa jadi dimaksudkan untuk mengukur sesuatu yang disebut sebagai ‘kesenjangan digital’. Konsep seperti ini biasanya dipakai sebagai ‘indikator’. Istilah ‘akses internet’ juga dipakai secara baku di banyak negara berbeda, yang biasanya diteliti dengan cara mengumpulkan data statistik tentang jumlah rekening ISP di tiap negara. Tapi, etnografi menanyakan, “Apa yang dimaksud dengan ‘akses internet’ di sini, di daerah ini? Bagaimana mereka mendapatkan internet? Apa yang mereka maksudkan dengan ‘internet’?”
Komponen riset aksi – siklus perencanaan, melakukan, observasi dan refleksi – memungkinkan sebuah riset yang kaya data memberi pengaruh balik ke dalam aktivitas proyek secara terus-menerus. Tak ada cara yang ‘benar’ dalam menerapkan riset aksi etnografis, dalam artian bahwa setiap proyek dan sifat kelokalannya akan menghadirkan kesempatan dan tantangan yang berbeda, dan sumberdaya yang beragam.
Riset aksi etnografis juga dirancang untuk menjadi metodologi yang dapat dialihkan dan penggunaannya tidak terbatas hanya pada proyek yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengurangi kemiskinan.
PERKEMBANGAN TIK DI INDONESIA
PERKEMBANGAN, IMPLIKASI, DAN PEMANFAATAN TI DAN TK DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA PERKEMBANGAN TI DAN TK DI INDONESIA
PERKEMBANGAN DAN IMPLIKASI TI DAN TI DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA
Kecenderungan perkembangan dan implikasi dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah: 1. Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning). 2. Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan. 3. Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video. DISTANCE LEARNING Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan. Faktor utama dalam distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian, dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara di atas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa. Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administrasi juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online. Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut:
(1) Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, dimana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya.(2) Interaksi dalam grup; Para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
(3) Sistem administrasi mahasiswa; dimana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status mahasiswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya.
(4) Pendalaman materi dan ujian; Biasanya dosen sering mengadakan quis singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning.
(5) Perpustakaan digital; Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk database.
(6) Materi online diluar materi kuliah; Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan kepada mahasiswa lainnya melalui web.
CONTOH LAIN PEMANFAATAN ATAS PERKEMBANGAN TI DAN TK UNTUK PENDIDIKAN DI INDONESIA
• Perpustakaan elektronik (e-library) Revolusi teknologi informasi tidak hanya mengubah konsep pendidikan di kelas tetapi juga membuka dunia baru bagi perpustakaan. Perpustakaan yang biasanya merupakan arsip buku-buku dengan dibantu teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi lebih agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya. Dengan banyaknya perpustakaan tersambung ke internet, sumber ilmu pengetahuan yang biasanya terbatas ada di perpustakaan menjadi tidak terbatas
• Surat elektronik (e-mail) Dengan aplikasi e-mail, seorang guru, orang tua, pengelola, dan siswa dapat dengan mudah saling berhubungan. Pihak sekolah dapat membuat laporan perkembangan siswa dan prestasi belajar baik diminta orang tua atau pun tidak. Dalam kegiatan belajar diluar sekolah, siswa yang menghadapai kesulitam materi pelajaran dapat bertanya lewat e-mail kepada pihak sekolah atau guru bidang studi. Demikian pula untuk guru yang berhalangan hadir dapat memberikan tugas via e-mail kepada siswa. • Ensiklopedia Sebagian perusahaan yang menjalankan ensiklopedia saat ini telah mulai bereksperimen menggunakan CD-ROM untuk menampung ensiklopedia sehingga duharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan gambar saja, tetapi juga video dan audio. • Jurnal atau majalah ilmiah Salah satu argumentasi umumnya di dunia pendidikan Indonesia adalah kurangny akses informasi ke jurnal atau majalah ilmiah yang berada di internet sehingga memudahkan bagi para siswa untuk mengakses informasi ilmiah terkahir yang ada di seluruh dunia.
• Pengembangan homepage dan sistim distribusi bahan belajar secara elektronik (digital) Sistem pembelajaran melalui homepage dapat dikembangkan dalam bentuk sekolah maya (virtual school) sehingga semua kegiatan pembelajaran mulai dari akses bahan belajar, penilaian, dan kegiatan administrasi pendukung dapat secara online selama 24 jam.
• Video teleconference Keberadaan teknologi informasi video teleconference memungkinkan bagi anak-anak di seluruh dunia untuk saling mengenal dan berhubungan satu dengan lainnya. Video teleconference di sekolah merupakan saranan untuk diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan belajar mengajar yang bersifat social. Disamping itu dapat pula untuk pengamatan proses eksperimen dari seorang guru.
KESIMPULAN
Sejak tahun 1976, Indonesia telah memasuki era indormasi modern dengan beroperasinya SKSD PALAPA I. Di era informasi ini, TI dan TK memegang peranan sebagai teknologi kunci (enabler technology). Perkembangan TI dan TK dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, termasuk dalam dunia pendidikan. Dengan perkembangan TI dan TK yang sangat pesat ini, mau tidak mau, siap ataupun tidak siap, akan semakin deras mengalirkan informasi dengan segala dampak positif dan negatifnya ke masyarakat Indonesia. Perkembangan TI dan TK memperlihatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi ini, termasuk dalam dunia pendidikan. Seperti penggunaan e-learning, e-library, e-education, e-mail, e-laboratory, dan lainnya. Seperti ramalan dan pandangan para cendikiawan tentang pendidikan di masa depan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja “saat itu juga” dan kompetitif. Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya.
REFERENSI
1. Miarso, Yusufhadi, 2005, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Kencana, Jakarta
2. Moerwanto, F.B, 2002, Mengenali Arti dan Manfaat Telematika, Jakarta
3. http://www.informatika.lipi.go.id/
4. http://binusmaya.binus.ac.id/
5. http://library.binus.ac.id/
6. http://www.oke.or.id/
7. http://www.wijayalabs.wordprees.com/